Cerita Inspiratif
Rabu,
23 Februari 2022
~ Oleh ~ Dilihat 138 Kali
HOBBI KU BERAWAL DARI HAL TAK KU SUKA
Oleh : Syakila Wili Putri Mulyono
Kelas :92
Setiap orang pasti memiliki hobinya masing-masing, begitu juga dengan ku. Aku memiliki sebuah hobi yang awal nya sangat tidak aku sukai. Perkenalkan namaku Syakila Wili Putri Mulyono. Biasanya aku dipanggil dengan sebutan Kila ataupun Mbak Kila, karena aku adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Aku di lahirkan dan di besarkan di sebuah kota kecil yang bernama Duri. Aku memiliki kedua Orang Tua yang selalu mendukung segala kegiatanku Selama itu hal yang positif.
Ketika aku kecil, aku sering dibawa oleh Ayah dan Ibu pergi melihat pertandingan olahraga volly. Setiap ada open turnamen volly, Ayah dan Ibu tidak pernah absen untuk menonton nya. Walaupun aku tidak menyukainya Ibu selalu memaksa ku untuk ikut menonton sampai pada akhirnya aku menanngis, karena aku tidak suka menontonnya dan aku juga tidak menyukai olahraga volli ini. Karena dipaksa Ibu Aku dengan terpaksa ikut menontonnya. Ketika sampai di tempat pertandingan dan masuk ke area lapangan pertandingan, aku melihat para pemain sedang melakukan pemanasan sebelum pertandingan di mulai. Mereka dengan santai memukul-mukul bola volly, ada yang sedang Passing, Smash, dan lainnya begitulah istilah yang ku dengar.
Kami memasuki area penonton yang telah di sediakan oleh panitia, aku melihat ada susunan-susunan kayu yang di bentuk menyerupai bangku-bangku berjenjang untuk di duduki para penonton. Ayah dan Ibu memilih duduk di bagian bangku paling bawah, agar aku dan adik-adik ku tidak kesulitan untuk duduk. Aku melihat Pak Wasit memanggil salah satu perwakilan masing-masing tim untuk mengundi tim mana yang pertama servis. Setelah itu, Wasit meniup peluit dengan panjang tanda pertandingan dimulai. Para pemain saling balas-balasan memukul bola dan para penonton saling bersorak memberi dukungan ke tim yang mereka dukung. Dalam keriuhan pertandingan ini aku mulai merasa bosan dalam suasana ini. Aku mulai mengajak Ayah dan Ibu untuk segera pulang, tapi Ibu selalu berkata “ Ya tunggu sebentar lagi ya mbak…”. Tapi aku makin tidak nyaman dan semakin bosan mendengarkan sorakan penonton, sehingga aku memaksa Ayah dan Ibu untuk segera pulang bahkan aku sampai menangis. Dan Ibu selalu menenangkan ku dan selalu berkata “bentar ya nak… lihat para pemain main volly itu. Ibu berharap suatu saat Mbak bisa menjadi seperti mereka.” Mendengar ucapan ibu ntah kenapa aku terdiam. Pertandingan selesai dan para penonton saling bergantian ingin berfoto dengan pemain idola mereka. Ibu memaksaku agar berfoto juga dengan beberapa pemain idolanya, kata Ibu agar ketularan seperti mereka.
Di daerah rumah ku yaitu kampung Harapan Baru lagi hangat-hangatnya olahraga volly, jadi para warga inisiatif untuk membuat lapangan volly agar bisa menyalurkan hobby mereka. Setiap sore Ayah dan Ibu bermain volly bersama warga kampung Harapan Baru lainnya. Aku dan adik-adik ku ikut ke lapangan volly untuk melihat waga sekitar bemain volly. Sesampai di lapangan ternyata banyak anak-anak lain seusia ku sudah bermain di sekitar lapangan. Ada yang lari-larian, ada yang bermain sepeda, dan ada yang memainkan bola volly. Dan hati ku pun tergerak untuk ikut memainkan bola volly bersama teman-teman lainnya. Kami pun memukul bola sesuka hati, tanpa memikirkan pukulan itu benar atau tidak. Saat Ayah dan teman-teman nya bermain volly, aku selalu mengambil bola yang keluar dari lapangan. Aku sengaja mengambil satu bola untuk ku main kan sendiri. Aku memukul-mukul bola dengan tanganku ke arah atas, yang biasa disebut orang-orang dengan Passing. Walaupun bola nya lari kesana kesini, namun aku tidak menyerah dan terus mencoba.
Teman-teman seumuranku ternyata juga tak kalah semangat nya dengan ku berlatih volly. Karena semangat kami yang tinggi akhirnya salah satu teman ayah ku yang merupakan atlet professional volly bersedia melatih kami dengan sukarela. Nama nya adalah Pak Dj begitulah panggilan lapangannya. Pak Dj dengan semnagat nya melatih kami dan kami pun tak kalah semangat nya untuk ikut berlatih. Pak Dj mengajarkan kami dasar-dasar permainan bola volly, seperti cara Passing yang benar, cara Servis yang benar, dan cara Smash yang benar bahkan melatih fisik kami agar kuat dalam bemain bola volly. Setiap sore aku dan teman-teman lainnya selalu berlatih volly bersama Pak Dj. Akan tetapi, kami lagi semangat-semangat nya berlatih Virus Covid-19 datang melanda yang membuat kami tak lagi bisa berlatih volly, disebabkan beberapa warga di daerah tempat tinggal ku Positif Covid-19. Jadi Pak RW memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan warga Kampung Harapan Baru termasuk kegiatan bermain volly.
Kurang lebih satu tahun semua kegiatan warga dihentikan. Dan akhirnya kondisi di daerah ku mulai membaik, tetapi Pak RW belum juga mengizinkan untuk memulai kegiatan warga. Tetapi aku tidak putus asa, setiap sore Ayah melatih ku bermain volly di halaman rumah. Dan akhirnya salah satu teman Ibu menawarkan kami untuk ikut serta bermain volly di daerahnya. Ibu pun menerima tawaran dari temannya tersebut. Mulailah aku dan Ibu setiap sore bermain volly disana. Disana aku menemukan banyak teman-teman baru yang satu hobi dengan ku, walaupun kebanyakan ibuk-ibuknya tapi yang terpenting aku bisa menyalurkan hobi ku yang awalnya tidak aku suka ini. Sejak bermain di sana, aku sering mengikuti pertandingan volly tingkat RT ataupun RW dan tim ku selalu masuk final. Alhamdulillah mendapatkan hadiah peralatan dapur, seperti ember, wajan dll yaaa hitung-hitung menambah peralatan dapur ibuku.
Ayahku memberi kabar bahwa salah satu temannya menawarkan aku agar bergabung ke salah satu club volly di Duri yaitu DVC, dan ayah menanyakan kesediaanku. Tanpa pikir panjang aku langsung menyetujuinya. Dan ternyata club yang akan aku bergabung adalah salah satu yang club yang sudah cukup terkenal, aku sangat senang bisa bergabung di club ini. Minggu pagi Ayah menghantarkan ku untuk berlatih bersama club baru ku. Aku sangat bersemangat, sesampai di tempat latihan ternyata pelatihnya yaitu buk Yanti sudah datang dan beberapa pemain lainnya. Tiba-tiba saja aku jadi gugup, tetapi Alhamdulillah pelatihnya ramah dan teman-temannya ramah juga dan merangkul aku dalam berlatih. Dua bulan sudah aku bergabung dan berlatih volly di club DVC, perjalanan yang tak mudah aku bisa ke tahap ini. Panas hujan saat perjalanan menuju tempat latihan sudah ku tempuh dengan Ayah dan Ibu. Aku sangat bersyukur memiliki orang tua yang selalu mendukung kegiatan ku ini.
Saat duduk bersama teman tim ku salah satunya berkata “ guys…. aku dengar bakalan ada turnamen volly, kita bisa ikut gak ya….? ” tiba-tiba buk Yanti datang memberi kabar bahwa akan ada Open Turnamen volly yang diadakan oleh Camat namanya Open Turnamen Camat Cup. Tanpa aku duga ternyata buk Yanti pelatihku mengikut sertakan aku di turnamen ini, ia membentuk satu tim baru untuk mengikuti turnamen ini dan aku salah satu dari tim tersebut. Perasaan ku campur aduk, ada senang, terharu, bangga dengan diri sendiri, dan aku sangat semangat mengikuti turnamen perdana ku ini. Ketika aku pulang berlatih sesampai di rumah aku memberi kabar bahagia ini ke Ayah dan Ibu. Aku melihat senyuman bahagia dan haru terpancar dari wajah Ayah dan Ibuku. “ apa yang Ibu Harapkan selama ini melihat mbak bertanding di turnamen ternyata menjadi kenyataan” kalimat itu terucap oleh Ibu dengan senyuman haru.
Saat yang di tunggu-tunggu sudah tiba pertandingan perdana ku sudah di depan mata. Saat memasuki lapangan ada rasa gugup di diriku. Aku melihat ke arah Ayah dan Ibu, mereka melambaikan tangannya dan bersorak dengan lantangnya “ semangat mbak, mbak pasti bisa…”. Melihat senyuman Ayah dan Ibu semangat ku dan percaya diriku jadi timbul. Ketika pertandingan berlangsung aku selalu mendengar suara Ibu “ ayo mbak matikan bolanya, semangat mbak…. mbak pasti bisa”. Alhamdulillah pertandingan perdana ku ini aku bisa focus dan menampilkan yang terbaik semampu ku. Walaupun aku sendiri belum puas sampai disini, aku akan selalu berlatih agar bisa menjadi Atlet volly professional. Dari kisah ku ini, aku percaya sesuatu yang kita lakukan dengan ikhlas, niat dan tekad yang kuat, maka hasilnya akan memuaskan, seperti banyak orang mengatakan usaha tidak akan mengkhianati hasil. Dan tidak selamanya apa yang kita tidak suka akan kita benci selamanya, bisa jadi apa yang kita tidak suka bisa saja akan kita sangat sukai di kemudian hari.